Tips Aman Pakai Zoom untuk Peserta dan Admin selagi Meeting Online

 Tips Aman Pakai Zoom untuk Peserta dan Admin selagi Meeting Online


Pandemi virus corona (COVID-19) udah memicu sebagian besar kantor mengharuskan para karyawan bekerja berasal dari rumah. Hal ini memiliki tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Aplikasi pertemuan online jadi andalan untuk sanggup terus bekerja dengan tim selagi dirumah saja. 

Zoom merupakan tidak benar satu aplikasi telekonferensi video yang selagi ini banyak digunakan. Sayangnya, belakangan ini warganet diramaikan dengan diskusi tentang zoombombing, yaitu arti yang digunakan untuk membatasi aksi penyusupan di sedang telekonferensi yang dilakukan lewat aplikasi Zoom. Biasanya aksi penyusupan ini dilakukan untuk mengganggu jalannya telekonferensi dengan membagikan konten tidak senonoh atau bernada ancaman kepada para peserta telekonferensi tersebut. Fenomena ini jadi perbincangan sehabis sejumlah acara seminar online (webinar) disusupi orang tak dikenal selagi laksanakan telekonferensi di platform Zoom. Wikipediawan pencinta Bahasa Indonesia, Ivan Lanin, terhitung sempat mengalami fenomena serupa. Dalam sebuah utas yang ia unggah di sarana sosial, Ivan membagikan tips untuk berikan pengamanan selagi telekonferensi lewat Zoom. 

Langkah pertama yang harus diperhatikan adalah mengatur akses para partisipan. Senyapkan ketika mereka masuk, jangan beri izin untuk mengaktifkan suara sendiri, jangan beri izin untuk membuat perubahan nama, dan bunyikan suara ketika partisipan masuk atau keluar. Selain itu dia merekomendasikan untuk mematikan fitur obrolan, lebih baik memakai fasilitas lain layaknya WhatsApp. Kemudian rubah pengaturan sharing layar (share screen). Pastikan cuma hos atau pemilik pertemuan yang sanggup Mengenakan fitur tersebut. Sehingga partisipan yang ingin sharing layar cuma sanggup diizikan untuk itu pada satu waktu Aplikasi 

Lalu matikan pula izin untuk menulis anotasi oleh partisipan. Hal ini memiliki tujuan supaya tidak ada yang memberikan tulisan atau catatan di semua layar partisipan. Pembatasan dalam penggunan mikrofon ketika sedang telekonferensi terhitung benar-benar dianjurkan. Mikrofon setiap partisipan dapat diaktifkan oleh hos kecuali sebetulnya dibutuhkan. 

Ivan pun berikan opsi untuk memakai fitur Waiting Room. Ini merupakan semacam area menunggu virtual sebelum akan para partisipan terasa mengikuti telekonferensi yang diadakan. Hos pertemuan sanggup mengatur pengaturan Waiting Room untuk memperoleh pengecekan lebih lanjut atas partisipan mana yang berhimpun dengan pertemuan tertentu. Waiting Room dirasa benar-benar berguna untuk melindungi pertemuan yang memiliki partisipan eksternal, khusunya bagi pertemuan yang memakai Personal Meeting ID (PMI). Zoom sendiri mengklaim bahwa mereka memiliki proses keamanan untuk menghambat terjadinya persoalan tersebut. 

Salah satunya adalah dengan memakai algoritma 128-bit Advanced Encryption Standard (AES). Penggunaan algoritma ini dapat meyakinkan bahwa peretas tidak sanggup merekonstruksi dan men-decode aliran video atau audio pengguna kapan pun. Namun harus diingat kecuali pertemuan diadakan tanpa kata sandi, siapa pun yang memiliki tautan ke pertemuan selanjutnya sanggup bergabung. Pengguna terhitung disarankan untuk tidak menyimpan kata sandi dalam perangkat yang memungkinkan sanggup disusupi malware.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Pemain Sepak Bola Menjadi Bugar dan Cepat

Mendukung UMKM dalam Ekspor Impor melalui Pelatihan Kepabeanan

Hukum Aqiqah Dalam Islam